Menjadi Wanita Merdeka

Di dunia per 2018 ini, perbandingan jumlah pria dan wanita adalah 1:4 yang berarti jumlah cewe udah makin banyak. Semakin banyaknya jumlah cewe, percaya atau engga, kebutuhan cewe malah makin banyak.

Misalnya, beragamnya cewe membuat beragam jenis kecantikan yang ada di dunia ini. emang sih ada konstruksi sosial kalo cewe cantik yang ideal itu cantik tinggi putih bersih rambut panjang langsing dan anggun. Tapi sekarang ini banyak gerakan yang menyuarakan definisi cantik secara lebih beragam. untuk cantik ga harus cewe putih. cewe berkulit hitam, rambut keriting, hidung ga mancung, dan fat juga bisa cantik. semakin banyaknya jenis definisi cewe cantik, beragam cara industri kecantikan untuk merepresentasikan wanita cantik juga jadi beragam. dari mulai baju, sepatu, make up, dan tempat nongkrong.

dan
gw setuju akan hal itu.

cewe itu harus diberikan akses sebebas-bebasnya di dunia ini tapi tetap bertanggung jawab. jangan dikekang, dipaksa, atau di jadikan pelengkap hidup aja. kita pasti semua tau kalo cewe itu lebih multitasking dibanding cowo. sorry bukan lebih, tapi emang multitasking, dan cowo ga bisa multitasking. dengan adanya kemampuan ini, dunia gausah khawatir kalo kita bakal concern di dunia perpolitikan aja (misalnya) tanpa ngurus rumah. bu susi dan bu risma udah jadi contohnya. yang gak berhasil menyeimbangkan keduanya juga ada, tapi ya semua pilihan balik lagi ke diri cewe masing.

menurut gw, kita itu harus jadi wanita yang merdeka. yang bisa mengenyam pendidikan dengan layak dan sebaik-baiknya. jadi wanita itu harus paham konsekuensi atas semua pilihan karir yang dia ambil. jadi wanita itu harus merdeka, termasuk dalam menentukan jalan hidupnya.

1. wanita dengan make up atau tanpa make up, dia tetap wanita cantik, dan itu pilihannya
2. wanita dengan niqab atau mini skirt, dia tetap wanita terhormat, dan masing-masing itu punya  konsekuensinya
3. wanita yang memutuskan untuk menikah dan tidak menikah, tidak mengurangi jiwa wanitanya
4. wanita yang memutuskan untuk berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, dia tetaplah wanita seutuhnya.

kita (wanita) pada akhirnya harus memahami porsi kewajiban dan hak kita masing-masing. lakukan apa apa yang benar, bukan apa yang kita benarkan. karena ketika sebenarnya tau mana yang benar, tapi ketika kita melakukan kesalahan, kita mencari pembenaran,  itulah yang salah.

menurut gw wanita merdeka itu bukan ketika kita bisa melakukan apa aja yang kita mau tanpa mau jalanin konsekuensinya. merdeka berarti tau apa aja yang harus dilakukan setelahnya sebagai konsekuensi atas apa yang dikerjakan dan dipilih.

oh ya, sebenernya wanita yang memutuskan tidak berpendidikan tinggi juga pilihan hidupnya. TAPI, kadang bukan pilihan, tapi satu satunya jalan yang harus di jalani. nah ini yang juga salah. wanita harus dikasih semua akses itu. selebihnya, pilihan ada di diri mereka masing-masing. apakah mereka mau mengakses itu atau engga.

cewe punya porsi yang sama, cewe punya kapabilitas yang sama.

gw berharap semua wanita bisa merdeka. dari mulai pilihan make up, pendidikan, karir, hingga pilihan untuk menikah atau tidak.

i hope god bless all women in this world and save us gently. aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?