Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Perbincangan

Hal yang aku sukai sungguh sederhana. Aku sangat menyukai perbincangan 4 mata. Aku sangat menyukai perbincangan apa saja, asal 4 mata, asal denganmu. Menurutku, berbincang menjadi hal penting. Menjadi hal yang seharusnya setiap hari dilakukan. Sebab,ketika tua tak ada yang bisa kita berdua lakukan kecuali berbincang. Aku dan kamu. Berbincang di peraduan senja rumah kita nanti. Indah bukan? Perbincangan yang sempurna adalah berbincang dengan seseorang tentang apa saja dan dimana saja. Sehingga, ketika terjadi pertikaian, yang akan kita lakukan adalah berbincang, bukan saling diam, apalagi saling menyakiti hati; dengan saling diam. Dengan berbincang, kita saling mengetahui sudut pandang kehidupan, saling terbuka dengan rasa dan cinta yang ada, saling menghargai pendapat, dan terpenting, menambah rasa sayang dan cinta kita. Bukankah telah banyak bukti bahwa cinta bisa tumbuh dari tingginya intensitas perbincangan? Dan salah satu perbincangan yang aku sukai dari kita adalah perbinca

Rindu

Rindu itu jahat. Semakin aku mengejar lupa, ia malah semakin besar tak terhingga. Semakin aku berlari ke arah lain, ia menyeretku lebih dalam dari sebelumnya. Tempatku, tempatmu, tempat kita berada ternyata menjadi tempat terindah yang pernah aku kunjungi. meski hanya hitungan mili, meski hanya tak jauh dari senti, namun perjalanan yang tak jauh itu, membuatku teringat selalu. candamu, tawamu, suaramu, ya, semuanya itu. Rindu itu jahat. Ia hanya tahu kemana membawa perasaan pilu, tanpa mau tau bagaimana perasaanku. ia pergi dan hinggap, lalu sesukanya menenggalamkan memori demi memori yang dulu pernah kita berdua bagi. Jahat bukan? Rindu itu candu. tak pernah mau berlalu sebelum bertemu. semakin besar menahan rindu, justru ia semakin memburu. bagai air yang terus dituang ke cangkir, rindu lama lama luber juga. tumpah, entah siapa yang akan terkena riak tumpahannya, yang pasti rindu se-candu itu. tiap temu pun rasanya sama saja, malah menumpuk rindu di waktu waktu yang akan juga ber

bila saat nanti

sudahlah, jangan kau pertanyakan perasaanku. aku yang akan melihat perasaanmu. perasaanmu kelak jatuh cinta pada wanita yang baru, kelak memiliki kebahagiaan baru, menyetujui semua pesan alam bahwa kita takkan bersatu. aku sedang mencoba mempercayai semua kisah kelabuku. kamu? kamu teruslah melangkah, dengan bahagia. aku tahu, pasti berat bagimu meninggalkan (dengan paksa) sesuatu yang (awalnya) tak ingin kamu lepaskan. merelakan semua yang kau fikir kan abadi, nyatanya menjadi satu ironi. bukankah mimpi kita sama? hanya saja jalannya tak senada.  ternyata, aku yang lebih payah. masih saja mengais-ngais waktu lalu. sedang kau tengah sekuat tenaga berlalu dariku. tak perlu, tak perlu aku tau lagi semua kisahmu, kan? ternyata tak semudah itu. ternyata tetap saja sakit. ternyata, harus ku alami lagi perpisahan ini.  satu-satunya jalanmu adalah melupakan dan lari sejauh yang kau kampu, dan satu-satunya jalanku adalah..............mencari kemana kau berlari. bila suatu saat nanti