Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

mencoba

Semakin hari, aku semakin takut melihatmu. aku semakin kalut jika tak sengaja kita harus bertemu. aku lalu membuat persembunyian-persembunyian dibalik-senyum-bahagiaku. berat sekali rasanya meyakinkan diriku bahwa kamu telah membenciku, atau setidaknya menganggap ku telah menjadi luka masa lalu mu. Dengan aku yang mencoba kuat, aku sedang berusaha berhenti mengais-ais masa lalu kita yang -pernah- indah. persembunyian ku adalah bercanda dengan teman-teman ku. teman-teman yang tidak pernah benar-benar tau apa yang aku rasakan. sehingga ketika aku tertawa, mereka menganggap aku benar-benar tertawa. semudah itu berpura-pura bahagia. Semudah itu? tidak. ternyata tidak. menurutku lebih mudah berpura-pura bersedih meski sebenarnya tengah bahagia. Aku hanya perlu sedikit menutup mata dan mulutku agar tak terlihat senyumku. semudah itu saja. Tapi aku? benar ternyata, pura-pura bahagia perlu banyak tenaga. Kalaupun aku cerita pada sejuta manusia, tak ada yang bisa memahami  posisi ini. Baga

Akhir-kah?

Kita berseteru perihal mencintai. Kita sama sama keras merasa lebih mencintai daripada dicintai. Kita Lupa, mencintai harusnya tak se-pamrih itu. Pada akhirnya, perseteruan perihal lebih mencintai menenggelamkan arti Cinta itu sendiri Saat ini, akibat "lebih mencintai" Kita masing2 menjadi sosok yang angkuh. Tak mengakui kelemahan pasangan dan menyakiti pada akhirnya. Kita adalah prahara Cinta yang berujung luka. Semua terasa (telah) Kita perjuangkan. Meski sebenernya dalam perjuangan Cinta tak ada yang sederhana. Cinta selalu rumit dan tiap kisah Cinta memiliki kerumitannya sendiri. Dan Kita? Berseteru seakan tak pernah saling melembutkan nada. Kita beradu Cinta terbesar seakan hanya Kita yang pantas mendapatkan pengakuan, tanpa perlu berusaha. Cinta; yang kau bilang sederhana, nyatanya tak seperti itu. Hingga akhirnya Kini cinta itulah yang mematikan komunikasi Kita. Atas dassr berpisah, ya berpisah lah sudah. Tak ada lagi hangat sapa mu, tutur lembut tawa mu, kece

Pada akhirnya

Pada akhirnya Aku kembali pulang Menghirup udara dimana aku beranjak remaja Jauh dekat telah ku tapaki Segala kerinduan nyatanya tumpah rush disini Sumpah persahabatan, cinta, rasa dan setia Meski pada akhirnya aku pergi Akhirnya aku hilang Akhirnya aku "meninggalkanmu" Perih ternyata Aku pergi dan masih saja merasakan rindu Aku yg memutuskan namun tetap saja perih ini ku rasa Perih karna kebodohan ku, perih karna kita yg ku buat sendiri. Aku pulang. Kembali ke tapakkkan awal kehidupan Berlari atau merangkak Sejauh apapun keindahan kota disana Disini, nampaknya selalu lebih indah. Selalu lebih membuatku merasakan rindu yg sebenarnya. Pulang. Aku pulang. Aku rindu kau. Maka aku pulang. 25/11/16

berada di satu pijakan

Satu-satunya kehendak Tuhan yang patut aku syukuri adalah Tuhan menghadirkan kau di hidupku. Tuhan mempersilahkan kau mengenalku lebih jauh dan lebih lama. aku tak pernah tau bagaimana skenario Tuhan bekerja, namun saat ini tak ada yang ku dustakan selain mencoba mengenalmu lebih baik lagi. jika kau terlahir dengan harta yang berlimpah, sungguh aku lebih menginginkan kekayaan hatimu. yang dengannya akan terlahir berjuta keping kebahagiaan bagi orang lain. aku tak ingin sekedar harta mu membawa mu pada jiwa yang angkuh dan tak memiliki empati yang tinggi. jika kau terlahir dengan ketampanan, apalah artinya. kau hanya akan memiliki nya di akhir umur mu yang 30. selebihnya ketampanan jiwa mu yang akan menghiasi hari demi hari kita. kita tak akan lagi bergantung pada rupa yang semu, aku akan bertahan karena hatimu, kau pun begitu. pahami lah, aku tak terlalu mempermsalahkan rupa dan bentukmu, karena aku akan lebih bangga bersanding dengan yang berhati tampan, bukan paras semata. keta

Berkunjung

Berkunjung ke Rumah mu seperti menjelajahi organ tubuhmu Aku meliuk memahami kepala hingga kaki mu Mencoba mengerti tiap inci kehidupan mu sebelum mengenal aku Berkunjung ke Rumah mu, Aku melihat ayah mu sebagai kepala yang mengisi kebijaksanaanmu Juga otot tempat mu belajar berjuang untuk keluarga Berkunjung ke rumah mu, Aku melihat ibu mu seperti hati yang suci Guru kesabaran dan riuhan doa tanpa pamrih Juga, keikhlasan sepanjang hayat nya Aku melihat ibu mu seperti jantung  yang berdetak karena kasih sayang Tumbuh karena aliran darah yang terus memberi kehidupan pada tubuhmu Berkunjung ke rumah mu, Aku melihat kaka mu seperti tangan dan kaki sebagai panutan membangun semua mimpi Yang mendasar hingga naik ke langit atas Menjelma menjadi sepasang sayap yang siap mengarungi luasnya kehidupan Berkunjung ke rumah mu Aku melihat mu  Menjadi rumahku selanjutnya H+2 Idul Fitri, 2016