Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Untukmu yang teristimewa

Untukmu yang teristimewa Yang peluhnya tak pernah di rasa Yang harapannya setinggi angkasa Yang selalu merapalkan nama ku dalam doa Ini untukmu Sampai detik ini dan seterusnya Cinta ini akan terus menjadi cinta luar biasa Entah dengan apa aku bisa membalasnya Karna bahkan senyummu laksana surga rumah kita Ini untukmu Bukan dengan permata Sungguh bu, aku hanya anak kecil mu yang terus belajar dewasa Menjadi yang kau minta Mewujudkan semua mimpi ku Membahagiakanmu, Hanya itu inginku Tapi bu, Aku tak bisa menjanjikanmu kemewahan Terlebih lagi berlian Aku hanya akan memberi semua yang ku mampu berikan untukmu Ibu, Berjanjilah untuk tetap menjadi jalan setapakku hingga aku sukses Tetaplah menjadi dermaga ku ketika aku lelah di perjalanan masa depan Teruslah menjadi kritikus terhebat untuk setiap kesalahanku Terangilah hariku dari kelamnya dunia ini Hapuskan dahaga ku akan lemahnya diri ini Jadilah bulanku,airku,matahariku, Engkaulah dunia ku,ibu. Ibu, Jika

hai,adik adik.

Hari ini setelah sekian lama,aku kembali mengunjungi Paud informal tempat ku berbagi tawa dan belajar tentang kehidupan dari anak anak Desa Suka Negla,Jatinangor. Lebih dari dua bulan aku tidak berkunjung kesana walau sekedar melihat. Sengaja aku memilih berjalan kaki untuk sampai kesana,tidak menggunakan jasa ojek. Aku ingin kembali menikmati hawa sejuk desa itu,melihat Gunung Geulis dengan jelas,menapaki jalanan yang kanan kiri nya terhimpit student apartment. Sawah yang dulu hijau terhampar,kini hanya bersisa beberapa petak saja. debu menjadi teman sampai ke tempat itu. Saat beberapa langkah lagi aku sampai,terdengar suara pembawa acara dengan bahasa setempat. Ah ternyata ada panggung sebagai puncak 17 Agustusan kemarin. Jujur,aku bahagia melihat itu. Bahagia karena masih ada yang memperhatikan bangsa ini walau hanya panggung sederhana. Saat sampai,alangkah bahagia nya lagi ketika salah satu anak laki laki(aku lupa namanya) spontan memanggil ku “Kak Valen!” ia tersenyum lebar

mengapa 100%?

Tulisan ini sebenarnya saya buat bukan karna rasa simpatik saya pada salah satu capres beberapa waktu lalu. Jujur saja,saya golput pada 9 Juli kemarin. Bukan karna tidak ada yang bagus apalagi ingin mencedarai hak berpolitik sendiri,tapi hanya saja saya merasa belum ada yang benar benar pas dengan visi misi saya dan harapan saya sebagai warga negara terlepas dari kekurangan dan kelebihan masing masing capres. Setelah hasil quick count dan real kemarin keluar,tak dipungkiri bahwa tindakan salah satu capres yang menolak hasil pemilu dan meminta adanya pemilu ulang mengundang kontroversi. Pasalnya,jika satu putaran pemilu saja memakan dana bermilyar-milyar,maka akanlah lebih bijak jika tuntutannya yang diajukan ke MK di apresiasi sebaik mungkin. Baik dari kubu yang lain ataupun dari kubu nya sendiri(termasuk pendukung nya yang datang dari berbagai pihak terutama generasi muda). Namun,MK memutuskan bahwa kubu yang sekarang menjadi presiden terpilih tidak berganti. Tetap kubu X. Da

resume konflik kebijakan adat dan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan hutan

Chapter 2 menjelaskan tentang bagaimana hubungan antara Kasepuhan dengan kebijakan konservasi pemerintah atau negara. Pada sisi pemerintah,telah membuat kebijakan tentang pengelolaan tanah/hutan dengan baik agar tidak merusak keindahan serta fungsi hutan sebagai paru paru dunia dengan berbagai kebijakan. Sementara pihak Kasepuhan mempunyai caranya sendiri dengan berbekal pengetahuan tentang alam dan cara menjaganya yang didapat dari para leluhur,mereka mencoba menerapkannya,seperti contoh menerapkan peraturan bahwa mengambil sumber daya di hutan hanya seperlunya saja dan tidak dikomersilkan di lingkungan selain Kasepuhan dan selalu mengadakan upacara sebelum menanam,atau saat memanen hasil tani mereka seperti upacara seren taun sebagai cara mereka dalam menghormati keberadaan alam(hutan). Namun,karena kurang adanya rasa saling menghargai antara kedua belah pihak membuat hal ini kurang tersinergi dengan baik. Menurut saya pribadi,pemerintah kurang mendalami kebiasaan dari Kasep

merantaulah!

merantaulah engkau kan tahu seberapa tangguh kau di tanah orang merantaulah engkau dapat menghargai orang lain merantaulah maka kau kan merasa dirimu hanya bagian kecil muka bumi merantaulah ada banyak yang belum kau mengerti merantaulah dimana pun rumah baru mu,disana lah kau akan membanggakannya merantaulah agar kau tahu betapa berharga nya teman sekampungmu merantaulah agar kau sadar kau masih harus banyak belajar tentang kehidupan merantaulah agar kau mengerti indahnya "pulang" saat kau menjadi satu satu nya sosok yang dirindukan ibu mu saat kau menjadi penebar kehangatan di rumah saat kau menjadi perhatian ketika kau bercerita biarkan ibu mu memasak masakan yang kau sukai ketika pulang biarkan ayah mu memandangi mu ketika kau tidur setelah perjalanan pulang yang melelahkan biarkan temanmu menunggu kabar kepulanganmu berebut menjemput mu di bandara,pelabuhan,atau terminal dengan merantau, kau kan merasa kampungmu adalah kampung terbaik dengan m

sebuah nama sederhana.

Aku kembali dengan sebuah cerita. Cerita tentang hidup yang tak semudah yang kita sebut “hidup” itu sendiri. Satu cerita dari satu anak perempuan manis. Perkenalkan,Nama nya Priska. Anak perempuan yang berusia sekitar 5-6 tahun. Berbadan “montok” untuk usianya,rambut pirang ala anak kampung se-bahu,kulit hitam manis,dan mempunyai gigi yang hampir semuanya karies.   Aku bersama   teman temanku mengajar di suatu tempat Pendidikan Anak Usia Dini non formal. Kebanyakan dari kami mungkin hanya ingin sekedar membunuh waktu yang nampaknya terlalu sia sia jika hanya dihabiskan di kost-an. Ada pula yang benar benar ingin mengabdikan dirinya di lingkungan sekitar. Aku?aku   terlalu malas untuk ikut berorasi sambil memegang Toa besar-besar,mungkin tempat ini menjadi salah satu sarana ku untuk mencoba “hidup yang lain.” Aku mulai mengenal Priska ketika aku pertama kali berkunjung ke PAUD. Senior ku bercerita tentang beberapa anak dengan masing masing ciri khasnya. Ada Dian,yang memp