Akhir-kah?

Kita berseteru perihal mencintai. Kita sama sama keras merasa lebih mencintai daripada dicintai. Kita Lupa, mencintai harusnya tak se-pamrih itu. Pada akhirnya, perseteruan perihal lebih mencintai menenggelamkan arti Cinta itu sendiri

Saat ini, akibat "lebih mencintai" Kita masing2 menjadi sosok yang angkuh. Tak mengakui kelemahan pasangan dan menyakiti pada akhirnya. Kita adalah prahara Cinta yang berujung luka.

Semua terasa (telah) Kita perjuangkan. Meski sebenernya dalam perjuangan Cinta tak ada yang sederhana. Cinta selalu rumit dan tiap kisah Cinta memiliki kerumitannya sendiri. Dan Kita? Berseteru seakan tak pernah saling melembutkan nada. Kita beradu Cinta terbesar seakan hanya Kita yang pantas mendapatkan pengakuan, tanpa perlu berusaha. Cinta; yang kau bilang sederhana, nyatanya tak seperti itu.

Hingga akhirnya Kini cinta itulah yang mematikan komunikasi Kita. Atas dassr berpisah, ya berpisah lah sudah. Tak ada lagi hangat sapa mu, tutur lembut tawa mu, keceriaanmu bercerita apapun dikantor. Tak ada. Tak ada apapun yg bersisa. 
Kita hanya menjadi gumpalan masa lalu yang tak pernah tau akan berakhir pada gumpalan sebeesar apa.
Apa besar benci nya, ataukah Cintanya

TNG, 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?