Jodoh

Memasuki usia 23 tahun di tahun ini bukanlah sekedar angka, tapi juga pertanggungjawaban atas apa saja yang telah dilakukan. Diberikan kesempatan untuk hidup sesungguhnya bukan 100% keuntungan menurutku. Dalam menjalaninya harus memilih keputusan bijaksana, agar hidup yang sekali ini terasa aman dan cukup.

Bijaksana,
Termasuk dalam hal mencari jodoh.
Tapi, apa benar kita mencari? bukankah kita mewujudkan? Sebab jodoh adalah cerminan diri. Apa yang kita lakukan adalah apa yang akan menjadi cerminan jodoh kita. Tapi tak selalu juga semuanya sama. Menurutku yang dimaksud dengan sama disini adalah sama-sama bisa saling melengkapi. sama-sama bisa saling memberi dan menerima. Sebab kelebihan adalah kekuatan, maka menerima adalah menerima kekurangan . Meridhoi semua yang ada pada dirinya, lahir dan bathinnya. menganggap dan menyetujui bahwa dia tak sempurna, lalu kitalah yang menggenapkan semua dari dirinya yang masih ganjil. merapatkan yang renggang. Mewujudkan semua yang mustahil bersama-sama. itu yang dimaksud jodoh adalah cerminan diri. sebab, kita berdua yang akan  menunjukkan siapa dan bagaimana kita di depan keluarga, atau oranglain. seorang istri adalah baju suaminya. maka ia harus pandai terlihat anggun dan baik. Sebab suami kita berhak atas semua hal yang baik-baik yang harus ditutupi istri. dan suami adalah jiwa kedua sang istri. karenanya, suami harus bisa menjadi nahkoda sekaligus teman. tidak merasa tinggi, atau merasa rendah. sebab istri butuh sosok dirinya di semua hal. bukan hanya untuk di tampilkan dimuka publik, tapi juga bagaimana menjadi pembuat keputusan bersama, membicarakan urusan rumah, tagihan air dan listrik, dan semuanya.

jodoh menurut versiku haruslah di perhatikan dengan baik dan benar. sebab keluarga yang baik dimulai dari mencari pasangan yang baik. Dan bukankah kita berharap pasangan kita adalah jodoh kita di dunia dan akhirat?

Jika aku sampai saat ini masih sendiri, tak apa. Allah pasti sebenarnya telah menyiapkan yang terbaik  untukku, tanpa sepengetahuanku. Jika sampai saat ini aku masih berkeluh kesah sendiri, tak apa. Allah masih mau diri ini membuka relasi sebesar-besarnya, Allah masih mau diri ini ditempa sebaik-baiknya. Mungkin, telah Allah siapkan jodoh untukku yang sangat spesial, sebab sampai saat ini aku belum dipersatukan. Bukankah semua yang dinantikan, akan terasa lebih berharga ketika dimiliki?

Satu hal yang membuatku mencintai kesendirian ini adalah Allah tidak pernah berlama-lama membiarkanku berada dijalan yang tak Ia ridhoi, bahkan ketika aku bersama seseorang yang amat amu cintai. Allah benar-benar ingin menjaga kami dan keluarga kami. Lalu apalagi yang lebih membahagiakan dari itu? Nanti, ketika sudah benar-benar siap, Allah akan persatukan kami, dan kami insya Allah sudah berada di tahap siap mengarungi samudera yang luas itu, yakni pernikahan.

Dulu, ketika di berikan cobaan dalam hubungan rasanya sangat sakit. Menyadari bahwa semua yang dibina harus berakhir, tentu sakit dan sangat patah. Sampai ada masa dimana aku tak percaya lagi dengan hubunganku. Tapi, mungkin itu cara Allah mengeluarkanku dari kesalahan. Mungkin itu cara Allah menjagaku. Dipaksa saling melepaskan karna beberapa hal pasti pahit, tapi bukankah untuk sembuh butuh obat yang pahit dulu? Dan semua yang pahit itu sekarang menjadi amunisi ku dalam melangkah untuk memulai yang baru.

Maka dimanapun Jodohku berada, aku percaya ia sedang Allah jaga keberadaannya. sama seperti aku disini, dibiarkan tumbuh dan mencari bahagia sendiri. Aku percaya, cepat atau lambat, kita pasti akan bertemu. Menjadi satu tubuh, satu jiwa yang saling terikat cinta Nya.

aamiin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?