Rindu

Rindu itu jahat. Semakin aku mengejar lupa, ia malah semakin besar tak terhingga. Semakin aku berlari ke arah lain, ia menyeretku lebih dalam dari sebelumnya. Tempatku, tempatmu, tempat kita berada ternyata menjadi tempat terindah yang pernah aku kunjungi. meski hanya hitungan mili, meski hanya tak jauh dari senti, namun perjalanan yang tak jauh itu, membuatku teringat selalu. candamu, tawamu, suaramu, ya, semuanya itu.

Rindu itu jahat. Ia hanya tahu kemana membawa perasaan pilu, tanpa mau tau bagaimana perasaanku. ia pergi dan hinggap, lalu sesukanya menenggalamkan memori demi memori yang dulu pernah kita berdua bagi. Jahat bukan?

Rindu itu candu. tak pernah mau berlalu sebelum bertemu. semakin besar menahan rindu, justru ia semakin memburu. bagai air yang terus dituang ke cangkir, rindu lama lama luber juga. tumpah, entah siapa yang akan terkena riak tumpahannya, yang pasti rindu se-candu itu. tiap temu pun rasanya sama saja, malah menumpuk rindu di waktu waktu yang akan juga berlalu.

rindu itu bias, rindu itu awan, rindu itu pelangi, tapi rindu itu kelabu, rindu itu kamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?