Perbincangan

Hal yang aku sukai sungguh sederhana. Aku sangat menyukai perbincangan 4 mata. Aku sangat menyukai perbincangan apa saja, asal 4 mata, asal denganmu. Menurutku, berbincang menjadi hal penting. Menjadi hal yang seharusnya setiap hari dilakukan. Sebab,ketika tua tak ada yang bisa kita berdua lakukan kecuali berbincang. Aku dan kamu. Berbincang di peraduan senja rumah kita nanti. Indah bukan?

Perbincangan yang sempurna adalah berbincang dengan seseorang tentang apa saja dan dimana saja. Sehingga, ketika terjadi pertikaian, yang akan kita lakukan adalah berbincang, bukan saling diam, apalagi saling menyakiti hati; dengan saling diam. Dengan berbincang, kita saling mengetahui sudut pandang kehidupan, saling terbuka dengan rasa dan cinta yang ada, saling menghargai pendapat, dan terpenting, menambah rasa sayang dan cinta kita. Bukankah telah banyak bukti bahwa cinta bisa tumbuh dari tingginya intensitas perbincangan?

Dan salah satu perbincangan yang aku sukai dari kita adalah perbincangan tentang diri kita. Terbuka, semakin banyak yang kau ceritakan tentang dirimu, aku tau bahwa kau semakin percaya padaku, dan sebaliknya. Bukan begitu? Berbicara tentang dirimu, diriku, bukan berarti kau tengah menyombongkan dirimu, atau aku menyombongkan diriku, tapi sedang berusaha se-terbuka apa pada masing-masing pasangan. Berbicara tentang kelemahanmu, kenangan baik burukmu, bicara tentang masa lalumu, dan sebagainya. Aku mencintai mu karena perbincangan ku denganmu. Dan bisa semakin besar bila terus menerus kita lakukan, selalu.

Aku pura-pura tidak tahu, tentang apa apa yang tengah kau ceritakan, meski sebenarnya aku sudah lebih dulu tau. Tentang dirimu, sering kau ceritakan berkali-kali, dan aku tetap antuasis, tetap membinarkan mata, menganggap ceritamu adalah cerita-cerita yang menarik untuk disimak. Selalu. Biarlah, bukankah ketika tua nanti kita akan menjadi pelupa, yang selalu membicarakan hal yang sama, berulang, berkali, bertambah, atau berkurang ceritanya, tak apa.
Tempat berbincang favorit kita bisa dimana saja. Sebab dimana saja tak penting, lebih penting apa yang sedang kita bicarakan. Hingga, ketika makan, sengaja ku lambatkan makanku, agar lebih banyak waktu kita berbincang di meja makan. Mungkin beberapa kali kau menggerutu, mengapa waktu makanku sangat lama, sebab itu. Jika ingin bertemu denganmu, ku percepat makanku agar kau tak perlu menunggu. Namun ketika denganmu, aku tak peduli berapa kali waktu memburu, aku ingin memperlambat waktu, hingga yang tersisa hanyalah pengalaman-pengalaman yang dibagi, cinta-cinta yang terus menyatu karena perbincanganku dengan kekasihku; kamu.
Ah, aku mencintai perbincangan, apa saja, dimana saja, asal denganmu!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?