just waiting.

benar ternyata. hidup ini hanya perkara menunggu. menunggu pagi setelah malam menyelimuti, menunggu maghrib setelah ashar, menunggu pergi setelah kembali, menunggu apapun itu; make sure it worth it to be waited.

seperti aku yang menunggu kamu, meski tak kau bilang akan kembali lagi. aku tetap menanti hari-hari kamu kembali. dari semua keriuhan hari-harimu disana, yang tak lagi ku ketahui. apa kamu tau apa yang lebih menyebalkan dari tidur yang diganggu? adalah menunggu, terlebih menunggu kamu.

jika cinta itu sudah menjadi tabu, lalu apa lagi yang seharusnya ku harapkan darimu? bukankah jelas? setiap hari kita hanya menumbuhkan luka dan menghancurkan bibit-bibit bahagia. kita tak lagi sama, aku dengan duniamu, dan kaupun begitu.

menunggu.
apabila menunggu adalah tabu, sudah berapa dosa yang aku lakukan demi kamu?
apabila mencintai adalah hutang, sudah berapa miskinnya diriku ini, demi kamu?
apabila mencintai adalah benci, sudah berapa gunung api yang meletup-letup tak berdaya menahan perihnya sakit hati?

aku menunggumu, sampai di detik ini. detik dimana aku masih saja memikirkan satu nama yang pernah membuatku menjadi wanita paling bahagia? pernah membuatku tertawa dan lupa akan luka adalah hobimu waktu itu. waktu dulu, waktu ketika detikmu adalah detikku juga.

menjadi wanita memang tak mudah, meskipun tak terlalu sulit; katanya. tapi bagiku, menjadi wanitamu lah yang membuatku harus juga kuat tanpa kabar. kuat tanpa berita. sebab aku mengingat banyak kebahagiaan kita, bukan hanya luka.



tapi jangan lupa, mawar punya waktu layu-nya, begitupun wanita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?