Belajar (lagi)

Bulan ini sudah memasuki bulan yang seharusnya menjadi musim hujan. basah dan kehujanan pasti aku alami. maklum, aku bukan naik mobil, tapi naik motor. cukup motor. but it doesnt matter. setelah ke suatu tempat, dengan sedikit nyasar, dan datang ke tempat 5 menit sebelum telat, aku bersyukur Tuhan masih memberiku kesempatan untuk tetap tepat waktu, dengan predikat hampir  telat. sepulang dari tempat itu, aku berkunjung ke rumah teman lamaku. hasilnya, banyak sekali pelajaran dan makna disana dan tempat lain yang kami kunjungi.

Ternyata, aku sudah lama tidak melihat tanah kosong, aku bahagia melihat kandang ayam, aku senang melihat hiruk pikuk kota, ojek online, ibu-ibu mencuci piring, dinginnya kota, berisiknya anak-anak. aku bahagia melihat tiap sudut kota secara abstrak. banyak makna, tapi kita kadang lupa. banyak tawa yang kita lewatkan begitu saja, karena berfokus pada luka. 

malam ini, malam dan dingin kota ku menjadi lebih indah dan bermakna. apa sudah sangat lama aku mengabaikan kota ini ya? menurutku, banyak yang berubah. pembangunan, jalan baru. perumahan, ruko mewah, jalan raya, pohon tua, semuanya. segalanya. banyak sekali hal baru yang tak aku sadari. sebenarnya, banyak sekali cara bahagia. 

meski kadang aku lupa itu semua. aku lupa, ini adalah tempat ku menjadi dewasa, tempatku mengadukan segala cerita remaja. i love alllll parts of this city, even the slum area. i dont know why i forget the way to my friends home, i regret i cant buy banana, i wonder why i choose all things i already have. i ask everything in my self. i even ask why i live now? but again, this place show my happiness, show why i should to feel bless for the life i live. i never choose to have a life in this world, but i still can be the reason why i should survive to my life. 

terima kasih, untuk setia menjadi tempatku mengerti banyak hal, baru ataupun yang sudah aku anggap lalu, atau bahkan masa depan yang belum bertemu.
terima kasih, telah menjadi bagian terbesar dalam hidupku. tempat aku berpijak ini akan menjadi saksi mengapa aku masih perlu menapaki jalan lain, sebelum kembali lagi ke kota ini. 

terima kasih, partikel kecil yang membuncah menjadi alasan terbesar untuk aku merasa bersyukur malam ini. untuk makanan yang tersedia, untuk sahabat yang setia menerima, untuk pakaian yang aku kenakan, untuk jalanan berbelok, banjir, jalan rusak, dan jalan besar tanpa hambatan. terima kasih untuk dinginnya malam, tapi terhangatkan oleh jaket tebal. i dont know why i should say thanks for everything tonight. 

sungguh semua tawa, cerita, jalan, elemen kota, dan apapun yang ku lihat malam ini, terima kasih telah membuatku belajar lagi. membuatku ingin terus mengasah diri. terima kasih untuk papan reklame besar, untuk lampu kota, untuk jalan setapak, bahkan terima kasih untuk semua yang membuatku takut pulang malam ini. 

terima kasih, aku bersyukur. just it. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta tahu kemana arah pulang

Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode

Abis tren tukeran baju sama pacar, sekarang tren baju dicorat-coret. Besok tren apa lagi, Dek?